image
Menu
Account
Cart

No products in the cart.

GIIAS 2024 Hari ke-5, BYD M6 Jadi Mobil Paling Ramai Dibahas

Pameran otomotif berskala internasional, GAIKINDO Indonesia International Auto Show (GIIAS) kembali digelar tahun ini. Dengan mengusung tema “Innovation Meets Inspiration”, pameran yang berlangsung mulai 18 hingga 28 Juli 2024 ini, menjadi momentum bagi semua peserta yang tergabung dalam Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) untuk memamerkan teknologi dan inovasi terkini produk kendaraannya. 

Ketua Umum GAIKINDO, Yohannes Nangoi menyebut, penyelenggaraan GIIAS 2024 menekankan pada persaingan teknologi baru di dunia otomotif. Persaingan yang dimaksud tidak terbatas pada jenis kendaraan, interior, eksterior, akan tetapi juga dalam hal penggunaan teknologi bahan bakar yang hemat, ramah lingkungan, berdaya tahan lama dan terjangkau.

Wakil Presiden Republik Indonesia, Ma’ruf Amin, dalam peresmian GIIAS 2024 pada Kamis (18/7/2024) menyebut momentum GIIAS sebagai dorongan bagi perkembangan industri otomotif Indonesia. Sementara industri otomotif mampu berkontribusi hingga hampir 7% terhadap perekonomian nasional.

Pencapaian tersebut diharapkan mampu menjadi peluang besar bagi pertumbuhan industri nasional yang mampu menyerap kurang lebih 1,5 juta tenaga kerja, meningkatkan kapasitas industri otomotif nasional, serta mengembangkan ekosistem industri otomotif mulai dari produksi bahan baku, hingga industri perakitan dan industri pendukung. Peran industri otomotif juga diharapkan mampu mendorong pengembangan teknologi kendaraan ramah lingkungan seperti kendaraan listrik.

Hal senada disampaikan oleh Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita. Agus menegaskan, pameran GIIAS menjadi bukti komitmen pelaku industri otomotif khususnya di Indonesia terhadap inovasi, keberlanjutan, dan keunggulan. Keberadaan GIIAS juga menunjukkan peran Indonesia yang dilihat sebagai pasar yang besar. Ditambah dengan laju pertumbuhan ekonomi yang baik, Indonesia ditempatkan oleh sejumlah pelaku industri otomotif sebagai pemain kunci lanskap otomotif global. Hal tersebut diyakini Agus mampu mendorong industri otomotif khususnya di Tanah Air terus maju.

GIIAS ke-31 ini disebut menjadi penyelenggaraan dengan total kepesertaan yang terbesar. Sebanyak lebih dari 55 merek otomotif global turut memeriahkan pagelaran ini. Di antaranya adalah nama-nama kendaraan tersohor di Tanah Air Toyota, Honda, Lexus, Mitsubishi, Mazda, Wuling dan lain-lain. Hadir pula sejumlah merek kendaraan penumpang yang baru pertama kali hadir di GIIAS 2024, seperti BYD, Jetour, GAC Aion, dan VinFast. Jenama ini akan berbagi ruang dengan merek-merek otomotif global terkemuka seperti GWM, Mercedes-Benz, KIA, Nissan, Volkswagen, Citroen, hingga Seres.

BYD M6 Jadi yang Paling Ramai di Media

Dengan penyelenggaraannya yang masif, GIIAS 2024 selama beberapa hari terakhir mampu meramaikan ruang-ruang percakapan di media baik media sosial maupun media pemberitaan. Dari ragam merek yang berpartisipasi terdapat sejumlah nama yang cukup konsisten ramai dibicarakan. Hal ini menunjukkan adanya sejumlah merek yang lebih mendapat perhatian publik dibanding merek lainnya.

Jangkara Data Lab, melalui berbagai sumber pemberitaan menghimpun sebanyak 65 produk mobil baru dari 30 merek yang berpartisipasi di GIIAS 2024. Dari jumlah tersebut, dengan bantuan alat big data Socindex ditemukan bahwa mobil baru produksi perusahaan otomotif asal Tiongkok, BYD M6, menjadi produk mobil yang paling banyak dibicarakan di sosial media yakni mencapai 1.389 percakapan. Adapun data diambil dari hari pertama penyelenggaraan GIIAS 2024 yakni tanggal 18 hingga 22 Juli 2024.

Grafik 1. Top Percakapan Produk Mobil Baru GIIAS 2024 di Sosial Media (Sumber: Socindex, Diolah)

BYD M6 merupakan lini produk terbaru dari perusahaan kendaraan energi baru (New Energy Vechicle) asal Tiongkok, BYD Automobile. Kendaraan ini merupakan jenis mobil yang dapat digunakan dalam berbagai situasi atau keperluan tertentu atau multi-purpose vehicle (MPV) berbahan listrik. Peluncurannya di GIIAS 2024, menjadikannya MPV listrik pertama di Indonesia dengan baterai kapasitas 71.8 kWh dan jarak tempuh 530 Km.

Antusiasme tinggi ditunjukkan oleh pengunjung terhadap kehadiran BYD M6. Sejumlah media menuliskan antrean mengular dari pengunjung yang hendak melakukan test-drive dari produk baru BYD tersebut. Disebutkan sejumlah hal yang menjadi daya tarik dari BYD M6. Di antaranya harganya yang terjangkau –mulai seharga bahkan lebih murah dibandingkan mobil hybrid dan mobil konvensional lainnya– dan keberadaannya sebagai mobil jenis MPV yang merupakan salah satu tipe kendaraan paling populer di Indonesia.

Pernyataan tersebut berdasarkan studi pasar di Indonesia yang dilakukan BYD Automobile sejak tiga tahun lalu. Eagle Zhao President Director PT BYD Motor Indonesia menyampaikan berdasarkan studi, MPV menjadi salah satu segmen paling populer di masyarakat Indonesia. Melihat sambutannya yang positif dari masyarakat Indonesia terhadap BYD M6, Zhao menambahkan, pihaknya akan berusaha untuk memenuhi potensi tingginya permintaan konsumen akan produk tersebut ke depannya.

Grafik 2. Sebaran Percakapan BYD M6 di Sosial Media (Sumber: Socindex)

Antusiasme masyarakat akan kehadiran MVP listrik pertama ini tidak hanya ditunjukkan di lapangan penyelenggaraan GIIAS 2024, akan tetapi juga di sosial media. Melihat pada sebaran percakapan sosial media mengenai BYD M6, Instagram menjadi sosial media paling banyak yang membicarakan tentang produk mobil tersebut yakni mencapai sebanyak 976 percakapan.

Ketika ditelusuri, tidak sedikit, akun-akun seputar dunia otomotif di Instagram dengan jumlah pengikut mencapai puluhan hingga ratusan ribu mengunggah tentang BYD M6. Di antaranya adalah @motomobinews dan @ber.kendara. Salah satu dari akun tersebut bahkan mengunggah video berupa peninjauan (review) langsung mobil BYD M6 di penyelenggaraan GIIAS 2024.

Gambar 1. Akun Otomotif di Instagram yang Membahas Tentang BYD M6 (Sumber: Instagram)

Ramainya percakapan BYD M6 di sosial media juga disumbang oleh sejumlah akun sosial media milik media pemberitaan yang mengunggah artikel beritanya mengenai BYD M6 di sosial media. Di antaranya seperti akun Kompas.com milik media Kompas, detikoto, kumparan, kontantv, Vivacoid, dan lain sebagainya. Akun-akun milik media tersebut pun menjadi top account yang banyak membicarakan tentang BYD M6 di media sosial. 

Grafik 3. Top Akun Sosial Media yang Membahas BYD M6 (Sumber: Socindex)

Melihat tidak sedikit akun media yang turut mengunggah artikel berita tentang peluncuran BYD M6 di GIIAS 2024, produk MVP listrik itu pun turut menjadi salah satu top topik pemberitaan di media konvensional. Menggunakan alat big data Newstensity, jumlah pemberitaan yang memuat kata kunci “GIIAS 2024” dari periode 15 Juli 2024, hingga 22 Juli 2024 mencapai 7.480 berita.

Grafik 4. Linimasa Pemberitaan GIIAS 2024 (Sumber: Newstensity)

Dari total pemberitaan tersebut, topik mengenai peluncuran BYD M6 menempati posisi kedua sebagai topik dengan jumlah pemberitaan terbanyak yakni sebanyak 350 berita. Adapun posisi pertama ditempati oleh jenama Honda dengan berbagai aktivitasnya dalam penyelenggaraan GIIAS 2024 seperti peluncuran motor listrik EM 1 E bersama deretan motor listrik Honda lainnya, peluncuran mobil listrik e:N1, hingga kolaborasi Honda dengan Hot Wheels di GIIAS 2024.

Topik pemberitaan selanjutnya diikuti oleh sejumlah jenama lain seperti Hyundai (348 berita), Suzuki (339 berita) dan Mitsubishi (305 berita). Selain topik brand tertentu, topik pemberitaan mengenai serba-serbi penyelenggaraan GIIAS 2024 mulai dari alur pembelian tiket, deretan merek yang berpartisipasi hingga sambutan dan apresiasi dari pemangku kebijakan turut menjadi top topik pemberitaan mengenai GIIAS 2024 (335 berita).

Grafik 5. Top 5 Newstrend Pemberitaan GIIAS 2024 (Sumber: Newstensity, Diolah)

Percakapan produk kendaraan roda dua atau motor di GIIAS 2024 secara umum tidak seramai percakapan mengenai mobil. Kendati demikian hasil pantauan pemberitaan di Socindex menunjukkan produk motor listrik ALVA, yakni ALVA N3 menjadi produk yang paling banyak dibahas di sosial media yakni mencapai 301 percakapan.

Produk motor Fox-R keluaran perusahaan elektronik Polytron mendapat jumlah percakapan terbanyak kedua yakni mencapai 84 percakapan yang kemudian diikuti oleh produk motor ION Mobility M1-S sebanyak 54 percakapan dan Honda EM 1 E sebanyak 37 percakapan.

Produk motor ALVA N3 bersama dua produk motor ALVA lainnya yakni ALVA Cervo Boost Charge dan ALVA Cervo Q turut menjadi top topik pemberitaan. Dari hasil pantauan Newstensity, produk motor listrik keluaran ALVA, sektor kendaraan listrik bagian dari PT Ilectra Motor Group (IMG), tersebut meraih posisi kedua jumlah pemberitaan terbanyak (93 berita), setelah topik mengenai deretan motor Honda yang dipamerkan di GIIAS 2024 termasuk produk motor EM 1 E (167 berita).

Grafik 6. Top 5 Newstrend Motor di GIIAS 2024 (Sumber: Newstensity, Diolah)

Tren Adopsi Kendaraan Listrik

Kemeriahan penyelenggaraan GIIAS 2024 seolah mengamini tren kendaraan listrik utamanya mobil listrik yang disebut semakin mengarah positif. Ditambah dengan ramainya perbincangan mengenai mobil listrik di berbagai media sebagaimana yang ditunjukkan dari data Socindex, bahwa dari dari top 10 produk mobil baru GIIAS 2024 di sosial media, hanya dua yang merupakan mobil kendaraan berbahan bakar minyak (BBM) yakni New Pajero Sport dari Mitsubishi dan New GR Yaris dari Toyota.

(Lihat Grafik 1. Top Percakapan Produk Mobil Baru GIIAS 2024 di Sosial Media)

Per Mei 2024, GAIKINDO mencatat penjualan dari pabrik ke dealer (wholesales) mobil listrik berbasis baterai atau battery electric vehicle (BEV) di Indonesia mencapai 1.971 unit. Angka penjualan tersebut naik 7,8% dibanding bulan sebelumnya (month-to-month/mtm) sebanyak 1.828 unit. Secara tahunan jumlahnya juga naik 26,3% dibanding periode tahun lalu pada Mei 2023. Tren kenaikan tersebut diyakini akan terjadi selama beberapa waktu ke depan.

Data Kompas menyampaikan sejumlah faktor yang membuat daya tarik mobil listrik semakin tinggi di pasar domestik. Salah satunya adalah biaya operasional dan biaya perawatan serta penggantian suku cadang yang relatif hemat jika dibandingkan dengan mobil konvensional. Selain itu, mekanisme mobil listrik terbilang lebih sederhana yang membuat mobil listrik membutuhkan lebih sedikit perawatan.

Hal tersebut juga disampaikan oleh Executive Vice President Komunikasi Korporat dan TJSL PLN Gregorius Adi Trianto. Ia menjelaskan daya tarik terbesar mobil listrik adalah pada biaya operasionalnya yang tergolong murah. Perbandingan rasio konsumsinya kurang lebih sebagai berikut: Untuk jarak 10 kilometer, dengan kendaraan BBM perlu mengonsumsi 1 liter BBM yang setara dengan 1,2 kWh listrik. Hal ini menunjukkan tingkat keekonomisan kendaraan listrik lebih tinggi dibanding kendaraan berbahan bakar minyak.

Peningkatan penjualan juga terjadi untuk kendaraan roda dua. Berdasarkan data platform milik pemerintah untuk menyalurkan subsidi motor listrik, Sistem Informasi Bantuan Pembelian Kendaraan Bermotor Listrik Roda Dua (Sisapira), hingga Juli 2024, sebanyak 44.004 unit motor listrik bersubsidi berhasil terjual. Dari jumlah tersebut, 24.042 unit sudah tersalurkan, 16.926 unit dalam proses pendaftaran, dan 3.036 unit masih menjalani proses verifikasi

Jumlah tersebut menunjukkan peningkatan signifikan dibandingkan tahun 2023 dengan total motor listrik bersubsidi yang tersalurkan ke konsumen akhir mencapai 11.532 unit.

Optimisme juga disampaikan oleh Asosiasi Industri Sepeda Motor Listrik Indonesia (Aismoli). Ketua Umum Aismoli, Budi Setiyadi, meyakini penjualan motor listrik bersubsidi akan terus meningkat dalam bulan-bulan mendatang dan target penjualan motor listrik bersubsidi sebanyak 50.000 unit pada tahun 2024 akan tercapai sebelum akhir tahun.

Infrastruktur Jadi Tantangan Terbesar

Di tengah meningkatnya tren elektrifikasi kendaraan terdapat tantangan yang perlu menjadi perhatian bersama. Yakni tantangan terkait infrastruktur kendaraan listrik yang dinilai masih kurang memadai. Sekretaris Umum GAIKINDO Kukuh Kumara menilai di tengah kebijakan insentif berupa subsidi kendaraan listrik oleh pemerintah, infrastruktur kendaraan listrik di Indonesia masih menjadi penghambat. Hal ini berimbas pada terbatasnya aktivitas masyarakat dalam berkendara dengan kendaraan listrik.

Salah satu infrastruktur yang disoroti oleh Kukuh adalah pengadaan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU). Keberadaan SPKLU sangat penting bagi pengguna kendaraan listrik, terutama bagi yang melakukan perjalanan jarak jauh. Kendati demikian jumlah SPKLU di Indonesia dinilai tidak berimbang dengan jumlah kendaraan listrik yang ada.

Pengamat otomotif dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Yannes Martinus Pasaribu mengungkap upaya percepatan adopsi kendaraan listrik di Indonesia harus dilakukan bersamaan dengan percepatan pembangunan infrastruktur pendukungnya seperti SPKLU. Hal ini sebagai upaya mengatasi kekhawatiran pengguna kendaraan listrik tentang jangkauan kendaran dan waktu pengisian baterai. Menurutnya, kekhawatiran tersebut apabila tidak teratasi dengan keberadaan infrastruktur pendukung yang memadai akan berimbas pada penurunan harga kendaran listrik secara keseluruhan.

Tidak hanya di Indonesia, kekhawatiran pengguna kendaraan listrik akan infrastruktur yang kurang memadai juga ditunjukkan di tingkat global. Berdasarkan riset McKinsey & Company berjudul McKinsey Mobility Consumer Pulse edisi Juni 2024, sebanyak 29% pemilik mobil listrik mempertimbangkan untuk kembali ke mobil konvensional.

Pertimbangan tersebut didasarkan oleh fasilitas pengisian listrik yang belum memadai (35%). Diikuti oleh biaya perawatan yang mahal (34%) dan kesulitan berkendara dalam jarak jauh (32%). Survei tersebut dilakukan kepada 3.000 responden dari 15 negara dan mencakup lebih dari 80% penjualan mobil dunia.

Adapun jumlah ideal SPKLU disampaikan oleh Yannes adalah 1 SPKLU untuk 10 BEV atau 1:10. Angka rasio perbandingan tersebut memungkinkan jika kurang lebih 80% masyarakat pengguna BEV bisa mengisi daya kendaraan mereka sendiri di rumah. Asumsi tersebut juga dengan tetap memperhatikan tren peningkatan BEV di wilayah. Jika pertumbuhan terbesar ada di wilayah pulau Jawa, maka pembangunan SPKLU mesti dikonsentrasikan di Jawa.

Pemerintah melalui PLN sepanjang periode 2021-2024, telah meningkatkan 5,6 kali lipat jumlah SPKLU menjadi 1.582 unit. Jumlah home charging services juga tercatat meningkat 130 kali lipat menjadi 14.524 unit. Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) juga berhasil meningkat hingga 8 kali lipat menjadi sebanyak 2.182 unit.

Terkait tantangan pengembangannya, Direktur Retail dan Niaga PLN Edi Srimulyanti mengungkap lahan menjadi tantangan terbesarnya. Edi menuturkan pengisian daya kendaraan listrik di SPKLU memerlukan waktu yang relatif lama sehingga menjadi tantangan tersendiri di tengah lahan yang terbatas. Pihaknya berkomitmen untuk terus mencari kolaborasi dengan para stakeholder dan pemangku kepentingan serta pelaku bisnis terkait ketersediaan lahan dalam rangka penyediaan SPKLU yang lebih masif.

Penutup

Kondisi pasar kendaraan listrik di Indonesia menunjukkan perkembangan yang positif seiring dengan upaya pemerintah dalam mendorong mewujudkan ekosistem kendaraan listrik di kancah nasional. Antusiasme tinggi masyarakat yang tampak dari gelaran meriah pameran industri seperti GIIAS pun perlu untuk terus dijaga. Baik melalui pemberian stimulus maupun infrastruktur pendukungnya. Agar ke depan rencana pemerintah yang lebih panjang terkait pengembangan kendaraan listrik yakni target emisi nol dapat tercapai dengan cepat.