image
Menu
Account
Cart

No products in the cart.

Mengulik Gaconya Mie Gacoan

Ramai dan antre. Itulah kesan terkuat yang ditangkap teman-teman Instagram saya saat mendengar kata Mie Gacoan. Dua hari lalu, saya iseng-iseng melemparkan polling di Instagram Story untuk tahu apa yang orang pikirkan tentang brand kuliner ini. Dari 23 jawaban masuk, sebanyak 61 persen menilai kesan utama mereka adalah ramai dan antre. Disusul oleh kesan Mie Gacoan sebagai tempat makan dengan harga murah sebanyak 22 persen, dan produk yang ditawarkan enak sebesar 17 persen.

Mie Gacoan sempat menjadi trending topic di Twitter pada 4 Juni lalu. Tapi bukan karena ribut-ribut akibat cekcok karyawan dengan ojek online (ojol) seperti yang terjadi di Surabaya bulan lalu. Kali ini, Mie Gacoan banyak dibicarakan karena keingintahuan warganet tentang rahasia bisnisnya.

Di era digital, masyarakat melihat banyak kuliner viral muncul dan meredup silih berganti. Tapi, Mie Gacoan, sebagai kuliner yang juga populer di internet, masih tetap tegak berdiri. Antusiasme masyarakat atas makanan mie pedas ini masih juga belum turun. Outletnya selalu ramai baik oleh pembeli langsung maupun oleh driver ojol yang menunggu pesanan. Seperti yang disampaikan oleh polling iseng-iseng saya di atas, kesan paling kuat terhadap Mie Gacoan adalah ramai dan antre.

Bisnis kuliner ini berdiri sejak tahun 2016 di Malang Jawa Timur. Mie Gacoan merupakan unit usaha dari PT Pesta Pora Abadi. Saat ini Mie Gacoan sudah memiliki lebih dari 100 cabang dengan persebaran terbanyak di Pulau Jawa dan Bali. Usaha ini juga tercatat memiliki 3.000 karyawan. Omsetnya juga diperkirakan lebih dari Rp 100 juta per hari.

Mie Gacoan juga terkenal karena harga yang terjangkau. Mie Gacoan hanya menawarkan tiga jenis produk dengan berbagai varian yakni mie, dimsum, dan minuman. Semua harganya tidak lebih dari Rp10.500 per produk on the spot, dan maksimal Rp 15.000 per produk di layanan online.

Di sisi lain, lokasi Mie Gacoan biasanya berada di tempat strategis. Di Yogyakarta misalnya, outlet Mie Gacoan terletak di daerah-daerah ramai dengan biaya sewa yang dipastikan cukup mahal. Misalnya di Kotabaru, Colombo dekat kampus UNY, Jalan Magelang, dan Jalan Godean. Setiap outlet pun bangun dengan luas yang bisa menampung hingga 150 kursi lebih.

Pertanyannya warganet kemudian, bagaimana bisnis yang membutuhkan belanja modal tinggi, dengan harga jual rendah, bisa tetap bertahan dan di sisi lain tetap ramai dan digemari?

Mie adalah Pondasi

Orang Indonesia suka makan mie. Berdasarkan data World Instant Noodle Association (WINA), Indonesia menjadi negara kedua dengan permintaan mie instan tertinggi yakni 14,26 miliar porsi di tahun 2022. Jumlah tersebut meningkat dari tahu 2018 yang totalnya mencapai 12,54 miliar porsi.

Tabel 1. Permintaan Mie Instan di Dunia tahun 2018–2022. (Sumber: WINA)

Sayangnya, internet hanya menyediakan data konsumsi mie instan saja. Walau Mie Gacoan bukanlah mie instan, tetapi data ini menunjukkan bahwa orang Indonesia suka mengkonsumsi mie. Total miliaran porsi tersebut belum lagi ditambah dengan permintaan terhadap mie basah.

Jadi, mengapa Mie Gacoan laris manis? Pertama, Mie Gacoan menyediakan produk yang memang disukai oleh orang Indonesia secara general. Seperti disebutkan di atas, konsumsi mie di Indonesia sangat tinggi.

Di sisi lain, jenis karbohidrat yang disukai ini dimasak dengan pilihan rasa yang memang digemari orang Indonesia yakni gurih dan pedas, serta dikombinasikan dengan rasa dasar seperti manis dan asin.

Ada tiga jenis varian mie yang dijual oleh Mie Gacoan yakni Mie Suit (gurih dan tidak pedas untuk anak-anak), Mie Hompimpa (gurih, pedas, asin), dan Mie Gacoan (gurih, pedas, manis). Level pedas juga bisa disesuaikan dengan selera masing-masing pelanggan lewat level yang berbeda-beda.

Tidak hanya mie, sebagai side dish atau makanan pendamping, Mie Gacoan juga menyediakan beragam dimsum di antaranya siomay, lumpia udang, udang rambutan, udang keju, dan pangsit goreng.

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh JakPat pada Mei 2021, dimsum (termasuk siomay) adalah cemilan yang paling sering dibeli olah masyarakat lewat layanan online. Survei yang melibatkan 1.624 responden tersebut mengungkapkan 39 persen responden menyukai siomay dan 32 persen menyukai dimsum.

Grafik 1. Camilan Paling Banyak Dipesan Lewat Pesan Antar Makanan Online Mei 2021 (Sumber: JAKPAT dilansir dari katadata.co.id)

Dari pemilihan menu tersebut, kita bisa melihat bahwa Mie Gacoan memahami selera pasar. Bisnis ini hanya fokus pada menu yang mudah diterima oleh pasar.

Kedua, harga yang terjangkau. Harga tiap produk di outlet Mie Gacoan tidak lebih dari Rp 10.500. Harga tersebut bahkan lebih murah dari Mie Ayam Wonogiri pinggir jalan di dekat rumah saya. Ketiga, tempat yang luas dan nyaman. Ia berbeda dari tempat penjual mie ayam dengan harga setara, yang biasanya tempatnya sempit, gerah, dan tidak nyaman.

Poin kedua dan ketiga ini bisa saling berkaitan. Untuk orang yang tidak punya banyak uang atau tidak mau mengeluarkan banyak uang untuk makan di luar atau nongkrong, Mie Gacoan bisa jadi pilihan. Harganya selevel harga kaki lima, tapi bisa dapat tempat yang nyaman jika ingin berkumpul. Mie Gacoan menjadi solusi untuk para BPJS (Budget Pas-pasan Jiwa Sosialita).

Menebak Rahasia Dapur

Nominal pasti tentang keberhasilan bisnis Mie Gacoan memang ada di dapur mereka. Meski demikian, pihak Mie Gacoan pernah menyampaikan bahwa profit yang mereka terima mencapai 40–50 persen dari omset. Tapi bagaimana Mie Gacoan bisa mencapai titik itu dengan belanja modal, belanja pegawai yang tinggi, dan harga jual yang rendah?

Pengusaha dan edukator di Foodizz Academy Rex Marindo dalam siaran langsung bincang-bincang usaha kuliner di YouTube menyampaikan, Mie Gacoan menerapkan nilai operational excellence (cost leadership). Dalam buku The Discipline of Market Leaders yang ditulis oleh Michael Treacy and Fred Wiersema disebutkan, ada tiga nilai yang dilakukan oleh pengusaha untuk memimpin pasar yaitu product leadership (inovasi produk), costumer intimacy (pengalaman pelanggan yang berhilir ke loyalitas), dan operational excellence (menciptakan produk yang bagus dengan harga kompetitif).

Perusahaan yang memilih untuk menggunakan nilai operation excellence biasanya akan fokus untuk menghadirkan produk yang unggul dari segi harga dan kenyamanan. Dengan tujuan ini, perusahaan akan membuat serangkaian strategi untuk bisa menjaga harga jual relatif rendah, tetapi kualitas produk tetap baik.

Perusahaan yang mengejar keunggulan operasional tidak kenal lelah dalam mencari cara untuk meminimalkan biaya overhead (biaya yang tidak langsung berkaitan dengan proses produksi), memangkas biaya perantara, mengurangi biaya transaksi, dan mengoptimalkan proses bisnis lintas batas fungsional dan organisasi.

Beberapa hari lalu, saya membeli Mie Gacoan lewat pemesanan online. Saya baru tahu bahwa saos cocol untuk dimsum diproduksi oleh Finna Food khusus untuk Mie Gacoan. Kerjasama langsung dengan perusahaan pangan besar kemungkinan membuat biaya menjadi lebih murah dan efisien. Dari sisi kualitas produk, Mie Gacoan juga dapat memastikan standar bahwa rasa saos Bangkok yang diproduksi Finna bisa menunjang kenikmatan produk dimsum mereka.

Belanja lewat supplier memang bisa memangkas biaya belanja bahan. Hal tersebut dialami oleh seorang teman bernama Ermawanto yang juga pengusaha kuliner dengan brand Yellow Chicken. Yellow Chicken saat ini memiliki enam outlet di Jakarta dan Bogor. Ermawanto mengungkapkan, apabila mendapatkan supplier bahan yang cocok, maka biaya belanja bahan bisa terpangkas hingga 20–30 persen.

Ia membandingkan harga bahan dari supplier dan harga di pasar. Di tanggal 23 Mei 2023 misalnya, cabe merah dari supplier ada di harga Rp 34.500/kg sedangkan harga di pasar Rp 43.000/kg. Ada selisih hingga Rp 8.500/kg. Begitupun dengan cabe merah keriting, Rp 15.000/kg dari supplier dan Rp 20.000/kg di pasar. Perbedaannya mencapai Rp 5.000/kg. Menurut Wanto, jumlah tersebut hanya selisih dari pembelian yang sedikit. Bila pembelian dilakukan dalam jumlah yang besar, bisa dipastikan pemangkasan biaya bisa jauh lebih banyak lagi.

Mie Gacoan tampaknya memang punya fokus untuk mencari supplier yang paling cocok untuk memangkas biaya produksi. Saat melakukan penelusuran di Linkedin, saya menemukan satu orang yang bekerja sebagai procurement manager di Mie Gacoan di mana tugasnya adalah mencari supplier atau vendor untuk kebutuhan Mie Gacoan. Orang tersebut juga secara aktif mengkomunikasikan kepada pengguna Linkedin jika ia sedang mencari supplier atau vendor.

Nah, bila kembali pada nilai operational excellence yang dibahas sebelumnya, kita bisa melihat bagaimana upaya-upaya dilakukan Mie Gacoan untuk bisa tetap menjaga harga tetap murah ke konsumen dengan cara mengefisiensikan biaya produksi.

Di sisi lain, besar kemungkinan bahwa Mie Gacoan mendapat lebih banyak keuntungan dari makanan pendamping dan minuman. Ermawanto bercerita, produksi dimsum biasanya menghabiskan biaya bahan sebesar Rp 700- Rp 900 per biji. Itu belum termasuk biaya tenaga kerja. Sementara, bila dijual ke konsumen bisa mencapai Rp 3.000- Rp 3.500 per biji. Di sisi lain, dimsum juga tidak terlalu membutuhkan banyak tenaga tambahan. Sebab, produksi bisa dilakukan dalam jumlah banyak di satu waktu karena dimsum bisa dibekukan.

Salah satu strategi operational excellence lainnya yang bisa dilihat di Mie Gacoan adalah jenis produk yang terbatas. Bila dilihat, Mie Gacoan hanya menentukan tiga jenis produk yakni mie, dimsum, dan minuman. Variannya saja yang dibuat bermacam-macam. Pembatasan jenis produk ini dinilai berguna untuk fokus menjaga standar dan bisa memberikan produk yang baik ke konsumen. Dari segi produksi juga varian bahan tidak terlalu banyak ragamnya. Bila dilihat-lihat, bahan terbanyak yang digunakan oleh Mie Gacoan sama antara produk satu dan lainnya yakni tepung.

Berbagai strategi di dalam produksi dan manajemen bisnis membuat Mie Gacoan tetap tegak setelah 7 tahun berdiri walau dengan harga jual murah. Bagaimanapun, harga murah dan rasa terjaga tetap jadi alasan untuk konsumen rela antre hanya untuk makan mie.

Kontroversi dan Solusi

Semakin tinggi pohon, semakin kencang anginnya. Begitulah pepatah yang cocok untuk menggambarkan situasi Mie Gacoan. Kejadian berbagai kejadian membuat Mie Gacoan mendapat sentimen negatif baik di media maupun media sosial.

Peristiwa negatif yang kerap berulang adalah keributan antara driver ojol yang mengantre pesanan dengan karyawan Mie Gacoan. Pada November 2021 kejadian tersebut terjadi di outlet Mie Gacoan Kotabaru Yogyakarta. Lalu pada April 2023 terjadi di outlet Surabaya. Keributan biasanya dipicu oleh antrean yang terlalu lama.

Untuk kasus di Kotabaru Yogyakarta, perbaikan dilakukan dengan mengubah sistem layanan untuk memudahkan para driver ojol. Perbaikan juga bisa dirasakan oleh pembeli khususnya pembeli online. Bila dulu pemesanan bisa mencapai 1–2 jam, saat ini hanya berkisar 30 menit- 45 menit saja makanan sudah sampai ke pelanggan.

Kontroversi lain yang dihadapi adalah label halal. Pada Agustus 2022, sempat muncul isu bahwa Mie Gacoan masih belum mendapatkan sertifikasi halal. Hal tersebut menjadi pembicaraan di media sosial. Saat itu alasan belum didapatkannya sertifikasi karena ada nama produk Mie Gacoan yang dinilai tidak baik atau tidak toyyib. Di antaranya mie setan dan mie iblis.

Mie Gacoan akhirnya memilih untuk beradaptasi dengan cara mengganti nama produk mie. Mie Angle berubah menjadi Mie Suit, Mie Iblis menjadi Mie Hompimpa, dan Mie Setan menjadi Mie Gacoan. Pada Desember 2022, Mie Gacoan pun mendapat sertifikasi halal untuk bahan-bahan produksinya. Mengingat sertifikasi halal penting bagi Mie Gacoan, sertifikat pun diunggah di Instagram resmi mereka dan ditaruh di bagian paling atas (pinned) agar mudah dibaca warganet sehingga tidak menimbulkan kontroversi lebih lanjut.

Pada Maret 2023, Mie Gacoan lagi-lagi disebut belum halal oleh MUI. Namun kali ini bukan bahan-bahannya melainkan restorannya. MUI pun menyampaikan restoran juga perlu mendapatkan sertifikasi halal. Mie Gacoan saat ini disebut tengah mengurus sertifikasi restoran tersebut.

Beberapa hari lalu, Mie Gacoan outlet Gresik juga mendapat sorotan negatif karena ada video beredar ditemukan plastik dalam dimsum yang dipesan. Pihak Mie Gacoan membenarkan bahwa video tersebut ada di outlet Gresik. Pihak Mie Gacoan mengaku tengah melakukan investigasi dan evaluasi internal, serta meminta para pelanggan untuk bisa melaporkan secara langsung bila mengalami sesuatu yang tidak berkenan agar bisa diganti dan jadi bahan evaluasi bagi Mie Gacoan. Peristiwa di Gresik ini juga sempat dikomentari oleh anggota DPRD setempat yang akan koordinasi dengan komisi di DPRD Gresik terkait pengawasan makanan.

Pantauan Media

Percakapan tentang Mie Gacoan ramai terjadi di Twitter. Berdasarkan pantauan Socindex, pada periode 1–6 Juni 2023 terdapat 5.444 percakapan (post+reply) yang membicarakan tentang Mie Gacoan. Percakapan tersebut menghasilkan 72.913 engagement (post+reply+applause). Ada sekitar 2.773 akun terlibat dalam percakapan. Selain itu, percakapan tentang Mie Gacoan berpotensi muncul di linimasa 44,3 juta akun.

Grafik 2. Statistik witter terkait Mie Gacoan periode 1–6 Juni 2023 (Sumber: Socindex)

Percakapan mulai naik pada tanggal 3 Juni 2023 dan memuncak serta menjadi trending topic di keesokan harinya.

Grafik 3. Linimasa Engagement Twitter terkait Mie Gacoan periode 1–6 Juni 2023 (Sumber: Socindex)

Di tanggal 3 Juni, akun @sosmedkeras menunggah alasannya hingga saat ini belum mau mencoba Mie Gacoan. Tampak di lokasi foto, tempat parkir penuh. @sosmedkeras adalah selebtwit dengan jumlah pengikut sebanyak 3,2 juta akun.

Gambar 1. Tangkapan Layar Akun Twitter @sosmedkeras (Sumber: Twitter)

Percakapan menjadi lebih kencang saat akun @txtdrkuliner mengunggah gambar yang sama dengan @sosmedkeras tapi dengan caption yang seakan bertanya apa yang membuat bisnis Mie Gacoan tetap lancar jaya. Unggahan ini memancing lebih banyak percakapan karena kian banyak warganet yang memberikan respons.

Gambar 2. Tangkapan Layar Akun Twitter @txtdrkuliner (Sumber: Twitter)

Dari segi sentimen, percakapan terkait Mie Gacoan lebih banyak didominasi dengan sentimen netral hingga 75 persen dari total 5.444 percakapan.

Grafik 4. Linimasa Sentimen Twitter terkait Mie Gacoan periode 1–6 Juni 2023 (Sumber: Socindex)

Akun @txtdrkuliner, @sosmedkeras, @pomoschnikz, dan @gantiduluwk menjadi top likes atau mendapat jumlah likes terbanyak. Unggahan dari empat akun ini cenderung menyampaikan sentimen positif untuk Mie Gacoan.

Grafik 5. Top Likes Twitter terkait Mie Gacoan periode 1–6 Juni 2023 (Sumber: Socindex)

Dilihat dari social network analysis terlihat bahwa akun @txtdrkuliner menjadi akun yang paling banyak berinterakksi dengan top akun lainnya seperti akun Dokter Tirta atau @tirta_cipeng, @nihilrealis, dan @rikinoviandii.

Grafik 6. SNA Twitter terkait Mie Gacoan periode 1–6 Juni 2023 (Sumber: Socindex)

Berbeda dengan di Twitter, di media massa Mie Gacoan malah mendapat sorotan negatif karena ditemukan plastik dalam pangsit goreng oleh seorang pelanggan di outlet Gresik Jawa Timur. Pemberitaan di media tersebut bersumber dari konten TikTok.

Berdasarkan pantauan Newstensity, pada tanggal 1–6 Juni 2023, terdapat 62 berita yang menyebut Mie Gacoan. Pemberitaan tentang temuan plastik di pangsit goreng Mie Gacoan mulai naik pada tanggal 2–3 Juni 2023. Meski sentimen negatif, tetapi manajemen langsung memberikan respons cepat krisis dengan mengatakan akan melakukan investigasi internal.

Di sisi lain, unggahan di TikTok tersebut juga banyak dikritik oleh warganet lain sebab dinilai hanya ingin menjelek-jelekkan pihak Mie Gacoan saja. Oleh karena respons-respons ini, pada sentimen positif tetap mendominasi pemberitaan Mie Gacoan secara keseluruhan hingga 73 persen selama periode ini.

Grafik 7. Linimasa Pemberitaan terkait Mie Gacoan periode 1–6 Juni 2023 (Sumber: Newstensity)

Dari analisis word cloud di Newstensity juga terlihat muncul kata-kata “pangsit”, “plastik”, “Gresik” yang memang menunjukkan bahwa isu plastik dalam pangsit itu memang mendominasi pemberitaan Mie Gacoan selama periode 1–6 Juni 2023.

Grafik 8. Analisis Word Could terkait Mie Gacoan periode 1–6 Juni 2023 (Sumber: Newstensity)

Epilog

Dokter Tirta, dokter, selebtwit, sekaligus pengusaha dalam unggahan twit-nya berharap bahwa suatu hari owner dari Mie Gacoan mau sharing tentang resep sukses bisnisnya kepada publik. Ia menilai Mie Gacoan menjadi salah contoh kuatnya backbone sebuah bisnisInginnya, gaconya Mie Gacoan bisa jadi bahan belajar bagi usaha-usaha lain. Semoga saja.