image
Menu
Account
Cart

No products in the cart.

Mahasiswa Koas Dipukul, Nasib Keluarga Terancam

Suasana sedang ramai jam pulang kerja saat M. Lutfi, bersua dengan Sri Meilina, ibu dari rekan kerja Lutfi, Lady Aurellia Pramesti di Café Storia, Jalan Demang Lebar Daun, Kota Palembang. Di dalam kafe bergaya British dengan latar warna biru telur asin tersebut, Lutfi ditemani dua rekan koasnya, sedangkan Sri ditemani Fadillah alias Datuk, sopir keluarga Lady. Kedua mahasiswa ini berasal dari Universitas Sriwijaya (Unsri) yang sedang menjalankan praktik dokter koas di RSUD Siti Fatimah, Palembang.

Pertemuan ini membahas jadwal jaga koas Lady yang mendapat jatah jaga pada malam Tahun Baru. Sri Meilina meminta Lutfi sebagai koordinator mengubah jadwal untuk anaknya karena pada malam tahun baru mereka sudah menyiapkan acara keluarga. Lutfi, dan dua rekan lain merasa keberatan karena jadwal sudah disepakati bersama dokter koas lain. Sebelum jadwal ditetapkan, Lutfi juga sudah mengakomodasi perubahan jadwal yang diminta Lady hingga beberapa kali. Pertemuan yang awalnya lancar berubah menegangkan saat ibu Lady merasa permintaannya tidak dihargai. Dalam kebuntuan komunikasi, amarah Datuk meledak.

Datuk lalu mendekati Lutfi yang duduk di sebelahnya. Dalam posisi berdiri dan tangan menyamping, ia sempat mau memukul kepala Lutfi, namun masih bisa dilindungi rekan Lutfi. Saat Lutfi dan temannya lengah, Datuk menghujamkan bogem mentah ke kepala Lutfi secara membabi buta. Akibatnya, Luthfi mengalami luka lebam di wajah dan kepala, yang memerlukan perawatan medis. Aksi pemukulan ini lalu viral di media sosial. Sadar dirinya dalam tekanan, Datuk menyerahkan diri ke Polda Sumatera Selatan.

Datuk langsung ditetapkan sebagai tersangka oleh Polda Sumsel. Ia dikenakan Pasal 351 Ayat 2 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) tentang penganiayaan yang menyebabkan luka berat, dengan ancaman hukuman maksimal lima tahun penjara. Kepolisian juga sudah mengamankan berbagai bukti, termasuk rekaman kamera pemantau (CCTV), pakaian yang dikenakan pelaku, dan hasil visum korban. Meski Datuk sudah meminta maaf ke keluarga korban, proses hukum tetap dilanjutkan dan kemungkinan turut menjerat Sri Meiliani sebagai inisiator pertemuan.

Polda Sumsel, otoritas di tempat kejadian perkara bergerak cepat dengan memeriksa tersangka dan sejumlah saksi. Salah satunya adalah Sri yang diperiksa sebagai saksi di Polsek Ilir Timur II pada Senin Sebaliknya, ayah Luthfi, Wahyu Hidayat, menyatakan kekecewaannya atas insiden yang menimpa anaknya. Ia berharap keadilan ditegakkan dan pelaku mendapatkan hukuman yang setimpal sesuai hukum yang berlaku. Keluarga menyerahkan proses hukum sepenuhnya pada aparat kepolisian.

Viralitas di Media Sosial

Datuk mungkin lupa, saat ini adalah era digital yang memungkinkan tindakan brutalnya bisa diketahui seisi negeri. Video pemukulan oleh Datuk yang berasal dari rekan Luthfi dan kamera pengunjung lain viral di media X yang disebarkan akun-akun jurnalisme warga dan fanbase. Salah satu akun X yang paling awal menyebarkan video ini adalah @kabarnegri_. Akun itu merilis video pada Kamis, (12/12) pukul 21.52 WIB, satu hari setelah peristiwa pemukulan.

Gambar 1. Tangkapan layar video pemukulan dari @kabarnegri_

Pemantauan dari analytics tool media sosial milik Nestara Teknologi Teradata, Socindex juga mengonfirmasi lonjakan engagement di X untuk kata kunci “lady aurellia,” “dedy mandarsyah,” “pemukulan dokter koas,” dan “dokter koas” pada 13 Desember 2024. Kombinasi kata kunci diatas menghasilkan 21,7 ribu engagement dan berpotensi mampir ke 24,4 juta akun (buzz reach).

Grafik 1. Engagement di X, sumber: Socindex.

Percakapan juga masif terjadi di platform Instagram dengan rentang waktu yang lebih panjang. Sama dengan X, lonjakan engagement di Instagram mulai terjadi pada 13 Desember dan terus merangkak hingga 16 Desember 2024 berkat dua kombinasi peristiwa. Hingga tulisan ini dibuat (18/12), engagement pada hari itu menjadi yang tertinggi di Instagram sekaligus membuat percakapan di platform ini bertahan lebih lama.

Grafik 2. Statistik engagement di Instagram yang mencapai puncak saat ibu Lady dipanggil kepolisian.

Lonjakan engagement dikonfirmasi setelah menelusuri viralitas video ini di Instagram. Diketahui, video ini viral setelah diunggah Era.id melalui akunnya @eradotid pada 13 Desember pukul 14.34 WIB. Unggahannya mendapat 7.327 likes dan 3.943 komentar sekaligus menjadikannya unggahan yang paling banyak dikomentari terkait kasus pemukulan dokter koas di Instagram.

Momentum sesungguhnya di Instagram baru lahir setelah diulas kreator @geraldvincentt. Gerald diketahui menjadi kreator yang mengomentari hal-hal viral di media sosial baik itu politik, musik, dan hal-hal receh yang diparodikan dengan gaya khasnya. Dalam kasus Lady ini, Gerald berkomentar etika kedokteran yang mewajibkan dokter untuk siap kapanpun karena orang sakit tentu saja tidak bisa “memilih tanggal.” Unggahan Gerald menjadi unggahan yang paling banyak meraup likes dengan 24.720 likes per 18 Desember 2024.

Gambar 2. Unggahan @geraldvincentt yang viral terkait kasus pemukulan koas.

Kombinasi unggahan Gerald dan berita pemanggilan ibu Lady oleh polisi menjadikan engagement Instagram kasus ini melonjak signifikan pada 16 Desember 2024. Adapun setelah pemeriksaan tersebut, status Sri Meiliana masih sebagai saksi. Belum ada keterangan tambahan dari polisi untuk kasus ini sehingga narasi percakapan publik di media sosial baru sebatas penyelesaian kasus dan desakan untuk memeriksa kekayaan sang ayah, Dedy Mandarsyah.

Kemarahan Publik

Video pemukulan ini dikecam habis-habisan oleh warganet. Baik pelaku pemukulan, ibunda Lady, maupun Lady sendiri tidak luput dari sumpah serapah warganet di media sosial. Dari pengamatan manual terhadap komentar warganet di X, ditemukan sejumlah opini berbeda yang mayoritas bernada negatif. Komentar bernada negatif dominan dengan 49 persen atau 135 komentar dari seluruh 277 komentar yang relevan. Adapun komentar bernada netral mencapai 48 persen, dan komentar dengan sentimen negatif sebanyak 3 persen atau delapan komentar.

Grafik 3. Sentimen komentar di X

Komentar positif datang dari warganet yang membela lingkup pendidikan koas. Menurut akun @ramazaynworld, penyelenggaraan koas di lingkungannya masih profesional. Ada beberapa percobaan jalan pintas dari anak orang kaya untuk lulus dokter dan spesialis, tetapi gagal karena senior mereka tidak mau diintervensi. Sentimen positif lain datang dari harapan warganet agar kasus ini segera diselesaikan.

Grafik 4. Analisis komentar warganet di X

Adapun komentar negatif paling banyak datang dari warganet yang mengecam sikap Lady Aurellia sebagai dokter koas. Ketidakmauan berjaga di malam tahun baru menunjukkan Lady tidak siap mengabdi sebagai dokter yang siap sedia dibutuhkan kapanpun. Warganet menganggap Lady tidak layak menjadi dokter dengan attitude tersebut. Apalagi dari jadwal yang dipermasalahkan, keluarga Lady ternyata sedang mengadakan acara untuk malam tahun baru.

Gambar 3. Contoh komentar yang mengkritik sikap Lady di X

Karena kisruh ini, warganet rupanya berinisiatif menelusuri latar belakang keluarga Lady. Seruan warganet yang meminta ayah Lady diperiksa berada di posisi dua dengan 35 komentar. Aroma kasus seperti Mario Dandy yang menyeret korupsi orang tuanya kembali tercium. Diketahui ayah Lady adalah Dedy Mandarsyah, Kepala Badan Pelaksanaan Jalan (BPJN) Kalimantan Barat. Pejabat eselon 2 Kementerian PUPR ini melaporkan LHKPN tahun 2024 miliknya senilai Rp 9,2 miliar. Namun, publik menyoroti ada yang tidak wajar dalam laporannya, salah satunya adalah rumah mewah di Jalan Supeno, Kelurahan 26 Ilir, Kecamatan Ilir Barat I, Kota Palembang diduga milik Dedy tidak masuk dalam LHKPN.

Fakta bahwa Lady adalah anak pejabat yang dianggap arogan menjadi bahan bakar warganet yang menyerukan supaya Dedy Mandarsyah dipecat dari pekerjaannya. Publik berasumsi pejabat ini bermasalah karena sampai melibatkan keluarga turun tangan dalam masalah jadwal jaga koas. Di sisi lain, warganet juga berasumsi bahwa pertemuan Sri Meiliana dengan Lutfi adalah inisiatif pribadi ibu Lady tanpa sepengetahuan Dedy.

Adapun komentar yang bernada netral adalah penjelasan warganet tentang jenjang kuliah kedokteran yang mempertanyakan status Lady sebagai dokter atau bukan. Warganet berasumsi, jalan pendidikan Lady masih panjang karena baru lulus S1 (Sarjana Kedokteran) dan dalam proses koas untuk gelar dokter. Sementara 19 komentar menyebutkan beberapa etika di dunia kedokteran yang jarang diketahui publik. Etika-etika ini banyak dilanggar Lady.

Saat ini proses hukum masih terus berjalan. Apa yang terjadi adalah pertarungan dua keluarga yang sama-sama memiliki kekuatan. Satunya adalah pegawai eselon 2 PUPR, sedangkan ayah Luthfi adalah pegawai yang memiliki posisi di Unilever Indonesia berlatarbelakang keluarga dokter atau sering disebut pureblood di dunia kedokteran yang hierarkisnya cukup kuat. Posisi keluarga Luthfi, dianggap warganet bisa mengintervensi perjalanan pendidikan kedokteran Lady di masa mendatang.

Arah Pemberitaan di Media Massa, Berharap Seperti Mario Dandy

Setali tiga uang, narasi pemberitaan di media massa juga turut membicarakan pemeriksaan kekayaan Dedy Mandarsyah. Hasil pengamatan Newstensity untuk kata kunci “Lady Aurellia” dan “koas” berhasil merekam 1.490 berita sepanjang 10–17 Desember 2024. Momentum pemberitaan langsung melonjak signifikan pada 13–14 Desember 2024, atau satu hari setelah peristiwanya viral di media sosial. Dalam perjalanan kasus, narasi pemberitaan juga turut berubah.

Grafik 5. Linimasa pemberitaan yang terekam Newstensity

Berita yang semula fokus pada kasus pemukulan dokter koas M. Lutfi, secara perlahan mengarah pada kekayaan ayah Lady, Dedy Mandarsyah. Sebanyak 14 persen atau 202 berita berkaitan dengan isu pemeriksaan kekayaan Dedy Mandarsyah. Publik berharap ayah Lady ini turut diperiksa karena kekayaannya dinilai tidak wajar. Masih segar dalam ingatan, ada kasus pemukulan yang dilakukan remaja bernama Mario Dandy. Tanpa diduga, kekerasan ini ikut menyeret ayahnya Rafael Alun Trisambodo seorang Kepala Bagian Umum Kantor Wilayah DJP Jakarta Selatan II ke dalam bui karena korupsi setelah latar belakangnya diekspose warganet.

Gambar 4. Tangkapan layar berita yang menyoroti kekayaan keluarga Lady

KPK sudah mengendus kejanggalan ini. Tim Juru Bicara KPK Budi Prasetyo dalam rilis tertulis ke media meminta partisipasi masyarakat melaporkan aset Dedy yang belum tercatat di LHKPN. Sementara itu KPK juga menelaah kebenaran LHKPN 2024 milik Dedy. Dalam proses pemeriksaan tersebut, dilakukan analisis terkait kebenaran atas harta atau aset yang dilaporkan, serta aset atau harta lain yang diduga belum dilaporkan yang membutuhkan data pendukung dari pihak eksternal.

Grafik 6. Sentimen berita media massa

Seirama dengan persepsi komentar warganet, sentimen pemberitaan juga didominasi berita negatif. Persentasenya bahkan lebih besar, mencapai 83 persen atau 1.238 berita. Sedangkan berita positif mengikuti dengan 16 persen atau 242 berita, sisanya adalah berita netral normatif dari media.

Grafik 7. Persebaran media massa

Menariknya, media yang paling banyak memberitakan kasus ini adalah stasiun televisi TVOne dengan 58 berita. Media online bacakoran.co ada di posisi selanjutnya dengan 44 berita, lalu domain daerah tribunnews di sekitar lokasi kejadian seperti bengkulu.tribunnews.com, sumsel.tribunnews.com, dan palembeng.tribunnews.com. Sementara dua media cetak teratas yang memberitakan adalah harian lokal Tribun Sumsel dengan enam berita dan Sriwijaya Post dengan lima berita.

Epilog

No viral, No justice. Kasus pemukulan ini mengejutkan banyak pihak karena dilakukan keluarga sesama koas. Pemukulan dan keengganan mengikuti jadwal jaga yang sudah disepakati menjadi alasan warganet merisak keluarga Lady yang berlatar belakang pejabat. Harta kekayaan sang Ayah pun ikut dikulik warganet, sehingga KPK turut tangan. Akankah menjadi kisah Mario Dandy jilid II?