image
Menu
Account
Cart

No products in the cart.

Analisa Spektrum Emosi Warganet dalam Tagar IndonesiaGelap di Media Sosial X

Introduksi

Jelang 100 hari masa pemerintahan Prabowo-Gibran, benih-benih kemarahan muncul di masyarakat karena sejumlah kebijakan yang dikeluarkan pemerintah. Kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) jadi 12 persen, pemangkasan anggaran negara yang tidak tepat sasaran, pembatasan elpiji 3kg yang menyulitkan masyarakat, pendirian Danantara yang penuh kontroversi, retret kepala daerah yang dianggap pemborosan, dan kasus oplosan pertamax di Pertamina, berakumulasi menjadi bahan bakar keresahan masyarakat.

Keresahan itu dilampiaskan masyarakat melalui media sosial dan bertransformasi menjadi demonstrasi di beberapa daerah. Sepanjang Februari 2025, analisa big data tool Socindex yang dilakukan Jangkara menemukan tagar #IndonesiaGelap sebagai representasi keresahan mendapat 13 juta engagement di X dan empat juta engagement di Instagram. Tagar IndonesiaGelap juga kompak didominasi sentimen negatif di kedua platform tersebut dengan spektrum emosi warganet yang beragam.

Untuk menganalisa emosi warganet di media sosial, Jangkara memakai parameter Plutchik’s Wheel of Emotion, bagan emosi yang dibuat psikolog asal Amerika Serikat Robert Plutchik yang juga tertanam dalam mesin Socindex. Bagan berbentuk roda ini menekankan delapan emosi utama (joy, trust, fear, surprise, sadness, disgust, anger, dan anticipation) yang disebut sebagai empat pasangan emosi saling berlawanan. Joy berlawanan dengan sadness, trust berlawanan dengan disgust, fear berlawanan dengan anger, dan surprise berlawanan dengan anticipation

Amplifikasi Isu di X

Jangkara menganalisa percakapan warganet di X dengan memasukkan tagar #elpiji, #efisiensi, #efisiensianggaran, #retreat, #retreatkepaladaerah, #adilijokowi, #danantara, #pertalite, #pertamax, #Sukatani, dan #IndonesiaGelap di mesin Socindex. Sepanjang bulan Februari, volume percakapan mencapai puncaknya pada 17 dan 21 Februari saat sejumlah demonstrasi berjalan di beberapa daerah.

Jangkara juga mencatat, dari 64.816 komentar yang memuat #IndonesiaGelap, sentimen negatif mendominasi dengan 52.442 komentar atau 81% dari seluruh percakapan. Secara umum, keluhan komunal masyarakat tentang sejumlah kebijakan pemerintah terangkum dalam topik Keluhan tentang Indonesia Gelap dengan 27.076 komentar. Keresahan berubah menjadi kemarahan. Tagar #IndonesiaGelap mendominasi 19.358 komentar yang dipenuhi komentar bernada negatif dan kluster emosi “Anger”. Komentar penuh amarah ini mendominasi percakapan dengan 37% atau 23.991 komentar selama Februari 2025 di platform X. Berikut adalah breakdown percakapan untuk setiap isu.

  1. Puncak Percakapan
    Percakapan warganet mencapai puncaknya pada 17 dan 21 Februari 2025, bertepatan dengan pelantikan kepala daerah dan aksi demonstrasi di berbagai kota.
  • Sentimen

Dari 64.816 komentar, sebanyak 52.442 komentar (81%) bersentimen negatif, sementara 13% sentimen netral dan hanya 6% yang memuat sentimen positif. Sentimen negatif tersebar di hampir seluruh topik percakapan.

  • Sebaran Topik Komentar

Ditemukan 52 topik komentar yang dikurasi secara manual. Lima topik teratas adalah Keluhan tentang Indonesia Gelap dengan27.076 komentar, Demonstrasi Indonesia Gelap dengan 16.012 komentar, Kritik Terhadap Prabowo dengan 5.486 komentar, Warganet Konsolidasi Naikkan Tagar Indonesia Gelap yang berisi ajakan untuk menaikkan #IndonesiaGelap dengan 5.486 komentar, Kasus Impor Minyak Pertamina yang menghebohkan publik dengan 2.299 komentar.

  • Tagar yang Paling Banyak Digunakan

Tagar IndonesiaGelap menjadi tagar yang paling sering disebut sebanyak 19.358 kali atau meraih proporsi hingga 30 persen dari seluruh percakapan yang dianalisa. Selanjutnya tagar #AdiliJokowi dengan 2.124 penyebutan, tagar #Sukatani yang muncul setelah direpresi Polri dengan 1.019 penyebutan, dan tagar #KaburAjaDulu dengan 747 penyebutan. Tagar-tagar diatas adalah empat tagar teratas yang termonitor.

  • Sebaran Akun

Akun non-media mendominasi percakapan (99% dari total komentar). Akun @Kunti1515 menjadi yang paling aktif dengan 612 komentar, sementara dari kategori media, @kompascom memiliki interaksi tertinggi dengan 146 cuitan.

  • Spektrum Emosi

Emosi “Anger” atau kemarahan mendominasi seluruh percakapan dengan 37 persen atau 23.991 komentar. Spektrum ini menjadi refleksi bahwa warganet geram dengan berbagai kebijakan pemerintah. Selanjutnya adalah kluster emosi “Anticipation” dengan 22.383 komentar di X. Kluster ini identik dengan karakter emosi yang lebih netral. Di tempat ketiga, kluster emosi “Disgust” sebanyak 7.527 komentar yang mewakili kejenuhan warganet terhadap kebijakan pemerintah. Berturut-turut spektrum emosi selanjutnya adalah “Trust” dengan 6.217 komentar, “Sadness” dengan 2.713 komentar, “Fear” dengan 860 komentar, “Joy” dengan 634 komentar, dan “Surprise” dengan 491 komentar.

Kesimpulan

Analisis spektrum emosi warganet terhadap tagar #IndonesiaGelap memperlihatkan bahwa mayoritas masyarakat merasa marah dan kecewa terhadap berbagai kebijakan pemerintah. Media sosial menjadi wadah utama bagi warganet untuk mengekspresikan keresahan mereka, dengan dominasi sentimen negatif dan kluster emosi Anger.

Ledakan percakapan terjadi bertepatan dengan momentum politik penting, menunjukkan bahwa media sosial memiliki peran strategis dalam membentuk opini publik dan menggerakkan aksi nyata di lapangan. Tingginya interaksi di media sosial juga menunjukkan kanal ini menjadi pilihan utama warganet untuk melampiaskan keresahan mereka.